Kamis, 13 November 2008

Begini para kampium Amerika Latin mengelola minyaknya

Kita ketahui beberapa negara di  Amerika Selatan adalah anggota OPEC yang produksi minyaknya sangat melimpah. Negara itu antara lain Venezuela, Brazil, dan Bolivia. 

Brazil adalah contoh keberhasilan NOC mengelola industri minyak di negerinya bahkan hingga ekspansi ke luar negeri.Padahal ladang minyak di Brazil tidak menghasilkan lumpur emas hitam ( crude oil ) tetapi hanya menghasilkan oil shale dan oil shale ini kelewat mahal untuk diolah menjadi minyak.Selain itu kebanyakan lapangan minyak di Brazil berada di laut dalam ( deepwater ) yang untuk liftingnya memerlukan teknologi tinggi dan biaya besar. Tetapi hal itu tidak membuat para engineer mereka menyerah.Maka dibentuklah NOC bernama Petroleo Brazileiro (PETROBRAS) pada tahu 1953 oleh presiden Brazil saat itu Getulio Vargas.Perusahaan ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri tanpa ketergantungan terhadap perusahaan minyak luar negeri.

Akan tetapi para konglomerat saat itu meninginkan masuknya pemain luar dan menekan dengan keras presiden Brazil hingga akhirnya Presiden Brazil ditemukan tewas bunuh diri.Beberapa kali Petrobras nyaris diakuisisi oleh perusahaan asing yang melihat prospek minyak di Brazil cerah. Akan tetapi setelah pemerintah Brazil mengeluarkan hasil eksplorasi yang menunjukan kecilnya potensi migas di Brazil barulah IOC itu mundur. Hasil yg diumumkan pemerintah adlah hasil eksplorasi di darat bukan di laut, sedangkan potensi migas Brazil kebanyakan di laut dalam. Dan saat itu teknologi deep water belum dikembangkan.

Masa yang agak tenang ini dimanfaatkan oleh insinyur Brazil mengembangkan teknologi petrosix,untuk mengekstrak minyak dari oil shale.setelah percobaan 10 tahun,akhirnya pada tahun 1992,oilshale itu sudah dapat diproduksi secara komersil. Dan ini adalah  untuk pertama kalinya di dunia ditemukan teknologi untuk memproduksi minyak dari oil shale. 

Pada pertengahan 70-an situasi politik dan ekonomi BRazil yang tidak menentu membuat posisi Petrobras menjadi rapuh dan hampir saja mengalami swastanisasi. Namun pada tahun 1975,geolog petrobras menemukan lapangan minyak besar Bacia de Campos,dan itu adalah penemuan ladang minyak terbesar di BRazil. Penemuan itu otomatis menambah pemasukan secara signifikan bagi Petrobras.  

Petrobras lantas tinggal landas?tentu tidak.Untuk mengolah Bacia de Campos diperluka biaya yang cukup besar.Maka untuk hal ini,Petrobras harus berbagi "kontrak resiko" dengan perusahaan swasta asing. Berkat langkah berani ini Petrobras tak terlewat goyah saat krisis minyak kedua terjadi pada tahun 1979. Bahkan PEtrobras berhasil memenuhi kebutuhan migas dalam negerinya ( swasembada ).Padahal kita ketahui untuk memenuhi swasembada bukan hal mudah. Dan pemerintah Brazil saat itu tidak lantas mensubsidi harga bensin, dan bensin tetap dijual dengan harga mahal karena pemerintah tidak mau meminta bagian banyak dari Petrobras, langkah yang tidak dilakukan negara kita. 

Oleh karena keuntungan yang diperoleh tidak disetor ke negara maka petrobras dapat memperluas eksplorasi minyaknya.Bahkan Petrobras berani ekspansi keluar karena menyadari daratanya tidak banyak mengandung minyak ringan ( light sweet ) yang mudah diolah. Sementara itu Engineer Petrobras terus mengembangkan teknologi eksplorasi laut dalam. Dan kini Petrobras memiliki teknologi ekplorasi dan eksploitasi laut dalam yang paling handal di dunia. Dan pada tahun 2007 kemarin,Petrobras menemukan ladang minyak TUPI yang memiliki cadangan minyak mencapai 5 milayar BOE jumlah yang terbesar di dunia untuk laut dalam.Kemudian pada April 2008 kemarin,Petrobras kembali mengumumkan penemuan ladang minyak Jupiter yang terletak di laut Atlantik yang memiliki cadangan minyak belum terbukti 33 milyar barrel. 

Dan sekarang Petrobras menjadi perusahaan minyak (NOC) terbesar di dunia.

ITu pelajaran yang bisa didapat dari Petrobras. Miskinnya lapangan minyak di daratan tidak menyurutkan usaha mereka dalam mencari minyak,dan mereka kini menjadi ahli deepwater exploration di dunia bersama StatoilHydro ( Norway ). Dan juga Petrobras juga tidak pernah membiarkan persh swasta asing menjadi pemain utama di Brazil. Walau mereka juga bekerja sama dengan Shell,Exxon, dan StatoilHydro,namun mereka tetap menjadi pemain utama. 

Gimana nih Pertamina??

Tidak ada komentar: